Thursday, July 22, 2004

Cerita Mini : I've Been Already In Heaven & Hell

Rasanya aku bisa jatuh cinta padamu, sebab kau ingin mendengar ceritaku. Baiklah, beginilah kisahnya?

Ketika malam menyemak dan yang tersisa tinggal lelah yang mengurap, aku pernah bertemu dengan salah satu dari mereka; penghuni Andromeda. Dia bertengger di atas pohon kelapa, dan aku menyaksikannya dari teras beranda. Dia terbang, mendatangiku tanpa sayap. Menghujaniku dengan senyumnya yang senyap.

Tidak! Kepalanya tidak bundar seperti mahluk E.T yang dibuat Steven Spielbergh dalam filmnya. Tangannya tidak panjang seperti bentuk alien yang ada di Film X-file atau yang biasa dipersepsikan orang kebanyakan. Dia sepertinya juga bukan berasal dari ras alien Lyra, dan dari jenis kulitnya serta besar badannya sepertinya dia juga bukanlah sejenis alien yang berasal dari ras Vega. Tidak! Dia sama seperti kita. Tapi sungguh, dia mengaku pernah pergi ke surga.....

Lantas kutanyakan di manakah letaknya? Sebab suatu hari ingin kutelusuri jejaknya. Tak harus melalui agama tapi langsung saja dari berita yang dia bawa. Aku ingin mendapat peta-nya, dan nanti akan kusiapkan segala perlengkapannya. Dalam benak aku membayangkan menjelma jadi tokoh jagoan, seperti seorang lelaki yang kepalanya dilengkapi aksesori topi cowboy, menjelajah mencari harta karun, di sebuah film tentang sebuah dunia yang hilang. Bila harta karun bisa diburu melalui petunjuk peta, mengapa bagi surga tidak berlaku hal yang sama?

Aku ingin tahu bagaimana rasanya jadi penghuni surga, indahkah? Bagaimana rupa bidadari? Apakah juga tersisa bagiku bidadari lelaki yang perkasa? Lembut jenaka dan mampu membuat aku selalu tertawa? Aku ingin terpingkal, tetapi langsung tersadar. Suatu tengat di antara terlena dan jaga yang jarang aku punya. Tapi dia menyentuh tanganku, berbisik lembut pada telingaku. Katanya, "di surga sama saja! Meski indah tapi semuanya terlalu mudah!" Dia rupanya tak suka kehidupan yang teramat menyenangkan, dia penghuni galaksi yang butuh penderitaan.

Itulah mengapa dia akhirnya melanglang ke neraka, bertemu Serpent, Lucifer, dan para penjaga api. Dia ingin merasa nyeri, sebab kesakitan dan derita adalah bagian kehidupan yang dia inginkan. Aku sempat takjub mendengarnya.
"Apakah di surga kau hidup?"
"Betulkah di neraka Kau masih bisa hidup juga?"
Dia terlongong tak kalah heran denganku, ucapnya,
"Kau pikir apa? Kita mati begitu saja?"

Lalu dia pun berucap,"Bila semua itu begitu mudahnya, alangkah tidak indahnya!" Kerumitan dan kesulitan, kebahagian dan kesukacitaan, penderitaan dan kesenangan, semuanya terus aku butuhkan! Karena itulah aku tidak pernah mati. Karena itulah aku immortal, selalu abadi. Aku selalu terloncat-loncat antara dunia, surga dan neraka! Lalu terloncat lagi antara dunia, neraka, dan surga. Demikian terus, bergulir selamanya, tapi aku tak pernah jera! Karena aku hidup, meski aku berada di bawah api berjelega, aku merindui kesakitannya, membenci rasanya!

"paradoks!"

Aku langsung menjentikkan jari tengahku tepat pada batang hidungnya. Tapi dengan satu sentilan jari tangan dia melengkungkan jentik jari tengahku yang berada tepat di depan mukanya. "You've got the point!" Begitu ucapnya.

Maka malam itu dia berkata padaku.
"I've been already in heaven and hell, maka dari itu saya labil......"

Aku terperangah, benarkah mahluk yang datangnya sangat jauh dari luar sana juga mengalami masalah emosi?

Tanya itu tak pernah terjawab, karena Ketika akan kuucapkan padanya, sebuah piring terbang menderu begitu dekat. Menjemput mahluk yang berasal dari antara kluster-kluster bintang, lantas membawanya menjauhi bumi mendekati galaksi dan aneka rasi bintang yang bersemayam di milky way.


Begitulah ceritanya.......

Hey, Kau masih disana?
Terima kasih, belakangan susah mencari orang yang mau mendengarkan, semuanya ingin selalu didengar.....***


1 Comments:

Blogger Shouriwa said...

kamu mengembangkan satu plot .. menjadi banyak cerita, walaupun berbeda.

6:07 PM  

Post a Comment

<< Home